Brothers & sisters.., waktu berlibur ke Bangkok kami menyempatkan diri untuk mengunjungi salah satu tempat wisata yaitu Floating Market (Pasar Terapung). Tempatnya cukup jauh dari kota Bangkok, sekitar 80 km atau kira-kira 1,5 jam perjalanan dengan mobil. Nama tempatnya adalah Damnoensaduak Floating Market.
Saya tadinya membayangkan bahwa floating market yang kami kunjungi ini terdapat di sungai yang besar dan lebar. Ternyata saya salah. Kami tiba di sebuah kampung di tepi jalan besar, di sana terdapat tempat parkir yang luas dan tersedia juga toilet yang cukup bersih bagi pengunjung. Tetapi saya tidak menemukan kios yang menjual makanan atau minuman ringan. Kami langsung didekati oleh petugas yang menyewakan perahu untuk mengantar kami menyusuri sungai menuju ke Floating Market.
Setelah membayar tiketnya kami naik ke perahu motor, rute yang akan ditempuh disepakati dulu dan waktunya juga sepakat dulu. Karena rute & waktu menentukan harga tiket yang harus dibayar. Karena tujuan kami ke Floating Market maka kami memilih rute yang langsung ke sana dan hanya mampir sebentar di tempat pembuatan gula kelapa (gula merah) dan mampir di sebuah kuil di tepi sungai untuk berfoto-foto.
Saya cukup kaget & sekaligus kagum pada usaha orang-orang daerah ini untuk memanfaatkan potensi yang ada di daerahnya untuk tujuan wisata dan menghasilkan uang. Kami dibawa menyusuri sungai-sungai kecil di tengah-tengah desa, di mana lingkungannya persis seperti desa-desa di kampungku.
Anak saya malah berkomentar ” lha ini kan sama dengan di kebun belakang rumah Embah di kampung” Iya memang dari tanaman yang ada, pohon kelapa, nangka, pisang, mangga dll..sama seperti di kampung saya. Saya terheran-heran karena mereka mampu memanfaatkan kondisi semacam ini menjadi tempat wisata. Bagi wisatawan dari belahan bumi yang lain tentunya tempat seperti ini dianggap exotis dan menarik. Bagi saya yang dari kampung di Jawa, tempat ini seperti membawa saya pulang kampung hehe..
Setelah menyusuri sungai yang berkelok-kelok akhirnya kami tiba di Floating Market yang kami tuju. Waah… banyak turis-turis dari berbagai negara semua naik perahu seperti kami. Banyak souvenir-souvenir dijual ditepi-tepi sungai yg kami lalui.
Juga penjual makanan ringan di atas perahu, seperti pisang bakar, buah-buahan, kelapa muda, dan ada yang menarik yaitu nasi ketan + mangga (sticky rice with manggo). Saya penasaran dan membeli nasi ini, wuiiih nasinya terasa manis dan beraroma harum, mangganya sangat manis & bertekstur lembut, sama sekali tidak berserat. Pisang bakarnya…mengingatkan saya pada pisang epek di pantai Losari – Makassar, mirip-mirip begitulah rasanya.
Kami berkeliling dengan perahu mengitari pasar ini… sebenarnya apa yang dijual disini kita bisa temui di pinggir-pinggir jalan di Bangkok, tetapi mungkin karena tempat dan penyajiannya membuat semua terasa berbeda.
Hmm…bangsa Thailand ini hebat, mereka sadar dan tahu betul bagaimana memanfaatkan alam mereka. Terus terang kalau tempatnya sebenarnya biasa saja, sungainya juga bukan sungai yang berair jernih, tetapi memang bersih dari sampah dan tampak terawat. Indonesia memiliki banyak alam yang jauh lebih indah dari ini. Tetapi sayangnya belum digarap dengan baik. Bahkan banyak tempat-tempat wisata yang sudah ada pun perawatannya seadanya, bahkan cenderung dibiarkan “mangkrak” tak terawat.
Foto-foto di kuil di pinggiran sungai
Foto di pinggir sungai bersama burung merpati
Foto-foto yang lain
hmm ajiib,..wisata sungai plus belanja 😀
LikeLike
Wisatanya iya, belanjanya cuma makanan2 kecil..
LikeLike
disini kkurang di ekpose
LikeLike
Pengin meng-expose lewat blog ah, daerah2 wisata di Indonesia.
LikeLike
Good idea Om
LikeLike
Nice place,hopefully indonesia will have the same as it is.
LikeLike
wahh kemarin aku mentok liat liat suasana ke phaya thai doang om , ga sempet liat lainnya 😳
LikeLike
Sayang sekali….tp pasti ada kesempatan lain hehe..
LikeLike