Brothers & sisters….sebelumnya saya mengucapkan Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin ya brothers & sisters semua.

Berbarengan dengan hari terakhir puasa saya diajak teman-teman untuk ikutan gabung touring MBC (motor besar club) ke Pandeglang. Karena saya juga sedang tidak ada rencana untuk hari Sabtu itu saya pikir baguslah ada yang ngajakin touring.

Kesempatan memakai riding gear baru he he…. celana touring baru, helm baru, sepatu boot baru, jaket (ninja) baru…hanya sarung tangan aja yg gak baru..

Jam 6:00 pagi saya meluncur dari rumah bersama si Ninjo menuju meeting point di pompa bensin Shell Cikokol. Janji ngumpul di sana jam 6:15 untuk selanjutnya menuju ke Daan Mogot berkumpul dengan rombongan besar MBC di sana. Jalanan dari BSD menuju Cikokol pagi itu sangat lengang…maklum hari terakhir puasa, kebanyakan penghuni Jakarta dan sekitarnya sudah pada mudik.

Sampai di Shell Cikokol suasana masih sepi, belum ada yang datang… yo wis isi tangki si Ninjo dulu dengan Super Extra sampe penuh. Setelah itu ya nongkrong nunggu teman-teman datang. Sambil nunggu jeprat – jepret si Ninjo dulu…

Beberapa menit kemudian bro Dicky & bro Gary datang, bro Dicky berboncenang dengan istrinya sis Inge menggunakan CB 1000, bro Gary berboncengan dengan istrinya menggunakan Ninja 250. Langsung kami meluncur menuju Daan Mogot. Di jalan bertemu dengan bro Marco & teman cewenya masing2 nunggang Ninja 250. Tiba di sana sudah berkumpul para anggota MBC…wuiih motornya asli keren-keren. Ada beberapa CBR 1000 Repsol persis tunggangannya Pedrosa / Stoner, ada BMW, Honda Golwing beberapa biji, HD, Yamaha R1, dll..

Siap-siap berangkat

Setelah kumpul semua kami meluncur dengan berkonvoi, lebih dari 20 motor mulai menyusuri jalan Tangerang – Serang – Pandeglang. Honda Goldwing 1800 cc menjadi road captain, sambil sekali-sekali membunyikan sirine motor segede anak gajah ini sangat mahir membuka jalan untuk rombongan di belakangnya.

Saya perhatikan spidometer kami jalan santai saja, kecepatan sekitar 70 kpj aja. Sekali-sekali pas jalan kosong baru agak cepet sedikit diatas 100 kpj. Sepanjang jalan saya perhatikan banyak pemudik ke arah barat. Mereka kebanyakan menggunakan motor bebek atau skutik. Rata- rata berboncengan ayah/ibu/anak dengan membawa tas yang ditaruh di depan atau di belakang dengan tambahan kayu sebagai tempatnya. Tiap kali melewati mereka ini saya membayangkan betapa capeknya mereka itu. Motor mereka tidak bisa lari kencang, membawa beban dan berdesakan di atas satu motor… Tapi ya itulah..demi merayakan hari raya bersama keluarga di kampung.

Istirahat di pompa bensin daerah Serang

Perjalanan Tangerang – Pandeglang relatif lancar, hanya 3 kali harus melewati pasar yang rame dan memacetkan jalan. Ketika tiba di kota Serang rombongan bermaksud mencari tempat makan (sebagian besar memang tidak berpuasa). Tetapi apa boleh buat semua tempat makan tutup, termasuk restoran cepat saji McDonald juga tutup. Ya dah…lanjut…!

Dari kota Serang ke Pandeglang jalanan relatif bagus, sebagian besar mulus (kecuali beberapa tempat ada sedikit lobang) jadi ya cepat saja sampai di tujuan. Berhenti di warung khusus durian jatuhan. Restoran durian ini menjual durian-durian lokal pilihan yang memang masak di pohon (jatuhan). Konon durian daerah Pandeglang memang terkenal enak, manis, legit dan haruuum…

Si Ninjo ada kembarannya..ini di halaman warung durian

Kami menghasiskan waktu di sini… panas matahari sangat terik, tetapi udara di daerah ini cukup sejuk. Angin semilir membuat suasana di dalam saung besar restoran ini terasa nyaman..penginnya merem aja hehe..

Mengingat malam ini adalah malam takbiran, yang biasana jalanan menjadi rame, kami tidak ingin terjebak di jalan. Kami memutuskan untuk kembali ke Jakarta agak siangan supaya tidak terkena macet. Dan keputusan kami tepat..sepanjang jalan pulang jalanan sangat lancar, pasar-pasar yang tadi pagi macet sudah tidak ada lagi…

Begitulah brothers / sisters cerita touring kali ini..