Brothers and sisters…, melanjutkan cerita touring ke Pangandaran yang kemarin sudah saya posting di sini.
Perjalanan antara Sindangbarang – Pameungpeuk sungguh suatu petualangan tersendiri. Jalanannya bener-bener hancur lebur, tidak ada lagi yg bisa dipilih untuk dilewati, lha wong semua rata berlobang-lobang. Pilihannya lewat lobang yg lebih dangkal, atau lobang yang diameternya lebig kecil. Debunya…pakaian riding saya yang hitam-hitam bisa jadi warna tanah..huaseeem tenan pokoknya. Sejauh kurang lebih 80 km jalanan rusak sak rusak-rusak’e. Sudah ada upaya perbaikan di sana sini, tapi lucu cara perbaikannya. Di antara belantara tiba2 ada jalan yg mulus masih baru, tapi hanya 1 – 2 km aja, habis itu hancur lagi… Trus ada yang hanya batu-batu diratain di jalan tanpa dipadetin. Bayangin lewat batu2 lepas gini, roda motor kita goyang dombret slip ke sana ke mari. Yang pasti skill yg mumpuni diperlukan utk melewati jalan ini agar gak jatuh.
Jam 6 sore kami mendekati kota Pameungpeuk, saran warga setempat sebaiknya kami nginep saja di pantai Santolo deket Pameungpeuk. Untuk ke Pangandaran masih jauh lagi dan jalannya juga rusak. Akhirnya kami memilih mendengarkan nasehat warga setempat. Kami ke pantai Santolo untuk makan malam dan mencari penginapan. Penginapan Karang Asri yg kami pilih, kamar be-AC bisa untuk dua orang sekamar, harga 300rb per malam.
Rasa lelah terobati dengan canda-ria saat makan malam, ikan kakap besar yg dibakar, 1kg udang saos tiram dan 1 kg cumi goreng tepung menjadi menu utama makan malam kami. Masakannya lumayan enak walau lumayan mahal juga hehe. Setelah itu ya tiduuur…
Pagi-pagi kami bangun untuk kemudian menuju pantai mencari sarapan dan menikmati keindahan alam pantai selatan Jawa Barat.
Sungguh indah pantainya, kita bisa menyaksikan ombak besar yg berkejar-kejaran. Pantainya cukup landai, bisa untuk mandi di sisi tepinya. Tapi cukup berbahaya jika agak jauh dari bibir pantai, ombaknya cukup ganas. Foto-foto ombak pantai Santolo ada di sini.
Puas menikmati sarapan dan keindahan pantai, kami kembali ke penginapan untuk siap-siap melanjutkan perjalanan.
Jam 10 pagi kami meninggalkan hotel menuju Garut – Kamojang – Bandung. Lho..gak jadi ke Pangandaran..? Keputusan bersama sepakat untuk langsung ke Bandung. Jalur yang kami lalui menyajikan pemandangan mengasyikkan gunung dan lembah sungguh indah. Jalan dari Pameungpeuk ke Garut melewati pegunungan, banyak tikungan tetapi jalannya mulus. Inilah yang kami rindukan setiap kali touring, menikmati tikungan2 mulus sungguh menyenangkan.
Tak lupa kami beristirahat sejenak untuk menikmati pemandangan alam, udara yang sejuk dan tentunya secangkir kopi kental..
Puas dengan pemandangan alam kami melanjutkan perjalanan menyusuri jalan berliku penuh keindahan. Tidak pakai lama kami sudah masuk di kota Garut.
Kami langsung mampir ke restoran Sari Papandayan. Sebuah restoran khas Sunda yang menyajikan sate daging domba, gurami goreng dll. Kami memesan sate domba, gurami goreng, karedok, oseng genjer, kangkung, tahu goreng, tempe mendoan…banyak ya.. laper siih.
Restoran ini sangat mengasyikkan, kita makan di saung yang terletak di tengah sawah. Di sekeliling saung ada tamanan padi yang mulai berbuah. Udaranya sejuk, pemandangannya bagus, membuat kami betah di sini. Leyeh-leyeh di saung jian nikmat bener..
Monggo lanjuuut… Jam 3 sore lewat kami baru beranjak dari restoran ini. Kami langsung menuju Bandung melalui Kamojang. Di Kamojang ini ada pembangkit listrik tenaga panas bumi. Kami mampir ke sana untuk melihat-lihat dan berfotoria laah pastinya..
Puas istirahat di Kamojang, kami lanjut menuju Bandung. Naaah…dari Kamojang ke Bandung ini ada jalanan yang sungguh-sungguh menantang. Begitu lepas dari wilayah PLTP kami harus menuruni bukit terjal, jalanan menikung tajam dan langsung turun sangat curam. Lebih parah lagi banyak bagian jalan yang rusak dan sedang dalam perbaikan. Sekali lagi skill mengendarai motor besar diuji di sini. Kalau sempat salah, bisa jatuh dan bisa berguling-guling ke bawah. Maka kami sangat berhati-hati di sini, hanya main gigi 1, mainkan rem dan koupling dg benar maka sukses sampai ke bawah dg aman.
Langsung lanjut ke Bandung, kami tiba di Hyatt Regency (tempat nginap kami) sekitar jam 6 sore. Langsung parkir motor di depan lobby hotel dan check in. Touring diakhiri di sini.
Kami beryukur touring bisa berjalan dengan baik, walau ada kendala di sana-sini, tetapi itulah bagian dari kenikmatan touring. Dengan touring ini persahabatan kami sesama peserta semakin erat, semakin akrab dan semakin mengenal masing-masig.
moge semua ya om, sate domba & gurame kelihatannya enak nih 🙂
LikeLike
Ada ada 3 ninja 250, sisanya mode semua masbro.
LikeLike
Kalo boleh tau rutenya lewat mana aja Om? Trek dan pemandangan kayanya asik… 😀
LikeLike
Kalau pulangnya ini dari Pameungpeuk terus ngambil arah Garut lewat Cikajang. Jalan dan pemandangannya bener2 mengasyikkan. Kemudian dari Garut ambil arah Kamojang, jalannya juga sama lewat gunung-gunung keren.
LikeLike
wasyikkkk bener jalan-jalannya 😀
LikeLike
Komplit touringnya, ada jalan mulus, jalan jelek, tikungan, gunung, lembah, hutan, pantai, desa… pokoknya lengkap dah.
LikeLike
Muantabbbb…. 😀
LikeLike
mantaaaab….ikan dan satenya 🙂
LikeLike
Sate domba Garut empuk dan lezat mas..!
LikeLike
asiknya rame-rame
LikeLike
Iya mas Yudha, riding bareng2 gini yang menyenangkan
LikeLike
http://yudhadepp.blogspot.com/2013/09/mobil-murah-perusahaan-asing-preeeeeeet.html?m=1
LikeLike
kapan aku bisa turing ya?? sampa mei taun depan turing sebatas mimpi 😀
LikeLike
lho…lha kok lama bener baru bisa touring, kenapa masbro ?
LikeLike
biasa terbelengu aturan pemerintah yg mensyaratkan UN untuk kelulusan dan merencanakan lagi UN untuk masuk PN
LikeLike
Asik bgt om touringnya ,wisata kuliner juga inimah euy , 😀
LikeLike
Memang mas, kalau touring tdk hanya menikmati naik motor & pemandangan, tp juga menikmati makanan daerah setempat.
LikeLike
motornya ajib ajib semua…
Gimana menurut kalian dengan gambar ini http://goo.gl/fwRUqg
kasih penilaian melalui like atau koemntar di gambar itu ya
LikeLike
ombak selatan emang kuereeenn…
LikeLike
Ombaknya cenderung besar, asyik untuk dilihat
LikeLike
wah ini baru jalan-jalan 😀
seru dan asyik
btw 80km jalan rusak
opo gak capek oom?
LikeLike
Gak cuma capek rasanya seperti habis naik kuda, punggung, lengan dan bahu pegel semua..
LikeLike
Jalan jelek itu asik pak lexy! bikin kita lupa pake rem!… ha.. ha.. :)ni!
ngomong-ngomong mana pict-nya seputar jalan jelek? apakah seperah ini:
LikeLike
Boro-boro ambil foto..lha wong nempatin ban aja bingung.. Yg di foto itu jalan tanah tapi lumayan halus.., ya kami lewati jalan berbatu dg jutaan lobang..
LikeLike
Saya terakhir ke Kamojang tahun 1977 pake motor dual purpose Yamaha Enduro.
Waktu itu masih pengeboran oleh GENZL dari New Zealand.
Jalannya masih belum diaspal.
Btw terimakasih artikelnya, sangat bermanfaat untuk referensi. Kalo ada waktu saya juga pengen lewat sebagian rutenya Mas Lexy.
Usul kalo turing lagi dikasih peta rute yg ditempuh, Mas. Biar bisa dipake untuk panduan jalan.
LikeLike
OK masbro.., terimakasih masukannya. Utk saat ini, jalan Sindangbarang – Pameungpeuk rusak parah, cocok nya hanya dilewati motor2 jenis trail atau enduro.
LikeLike
benar2 seruuuu
kok ga lewat tasikmalaya – ciamis ke pangandarannya mas…
LikeLike
Karena memang dari awal pengin lewat jalur selatan dan gak tau kalau jalan di sana ternyata hancur hehe
LikeLike
mantebh nih, pake moga,, ikutt ah, ane pake apa yak 😀
LikeLike
Pake Mogeson laah hehe..
LikeLike
mampir boss..
LikeLike