Brothers & sisters…., setelah makan siang kami masih sempat becanda-ria sambil menikmati hidangan yang disiapkan tuan rumah. Jam 3 sore ada yg teriak…”oey udah jam 3 niiy hayuuk lanjut keburu malam..” Kami pun siap-siap untuk meluncur kembali. Setelah pamitan kamipun meluncur meninggalkan Lorok menuju Trenggalek.
Perjalanan pada awalnya lancar dengan jalan mulus sampai pada suatu daerah, entah apa namanya, jalannya sedang diperbaiki karena banyak yang rusak. Kami harus berjalan berhati-hati dg kecepatan tdk lbh dari 20 kpj. Jalanan yg rusak cukup panjang dan ini lumayan menghambat perjalanan kami. Sekitar jam 5:30 sore kami sudah masuk Trenggalek. Kami berhenti sejenak di Indomaret utk istirahat dan membeli minuman. Di sini rombongan terbagi dua, sebagian langsung ke Batu – Malang, sebagian akan nginep di Trenggalek.
Bertiga kami memutuskan untuk nginep di Trenggalek, maklum cuaca malam itu sedang hujan dan saya pribadi tidak bisa melihat dengan baik kalau malam apalagi hujan. Plus kalau malam gak ada pemandangan sekitar yg bisa dinikmati, jadi lbh baik istirahat dan lanjut besok paginya.
Kami nginep di hotel Widowati (klo gak salah), sebuah penginapan sederhana tetapi bersih, AC dingin, di kamar juga cukup komplit TV Indovision, perlengkapan mandi lengkap, tempat tidur nyaman. Karena murah Rp. 150.000 per kamar, kami ambil 1 orang 1 kamar supaya tidur lebih nyenyak tanpa gangguan orang lain. Malam itu kami makan nasi goreng di restoran hotel plus ayam goreng yang kami bawa dari Lorok tadi siang hehe..
Pagi-pagi setelah sarapan soto yang disediakan hotel, kami meluncur meninggalkan hotel. Perjalanan berlanjut ke Ponorogo terus ke Madiun.
Di perjalanan santai ini kami sempat foto-foto saat riding di jalan hutan, bergantian ngambilnya. Cukup lama berhenti supaya dpt foto yang bagus hehe..
Nah di Jl. Ponorogo-Madiun ini ada dawet uenaak namanya Es Dawet Kertobanyon, di daerah Geger. Dawetnya bener-bener sueger masbro / mbaksis…, dan tempe gorengnya jiaan mantaap banget.
Puas minum es dawet dan menikmati tempe goreng, kami lanjut ke kota Madiun…muter2 dan akhirnya foto narsis di alun-alun Madiun hehe…
Lanjuut kemana niiih….saya ajak ke Sarangan-Cemorosewu-Tawangmangu trus ke waduk Gajahmungkur Wonogiri. Mumpung di sini, saya belum pernah ke waduk Gajahmungkur walau sudah dengar sejak lama.
Madiun ke Sarangan cepet saja, lha wong jalannya lancar-car. Kami sebenarnya tidak pernah memacu motor dengan kencang. Kecepatan paling pol di 80 kpj lebih sering di 60 – 70 kpj, betul2 menikmati jalan dan pemandangan sekitar.
Di Sarangan – Cemorosewu kami banyak berfoto-foto narsis, lha kapan lagi kalau gak sekarang. Touring itu kenangannya tersimpan dimemori kita, tetapi akan lebih afdol kalau diabadikan di frame-frame foto yang bisa kita lihat kembali kapan saja dan bisa dibagikan ke sahabat2 yang lain.
Dari sini kami lanjut ke Wonogiri dengan tujuan waduk Gajahmungkur. Saya benar2 menikmati jalan-jalan turun naik meliuk kesana kemari. Masih dengan kecepatan sedang kami melewati jalan-jalan kecil namun bagus, lewat kampung-kampung yang asri waah menyenangkan sekali. Sampai di Wonogiri kami langsung mencari lokasi waduk Gajahmungkur…petunjuknya cukup jelas jadi ya gampang saja ketemunya.
Wooow….ternyata ini to waduk Gajahmungkur yang terkenal itu, luas banget dan pemandangnya indah. Saat itu tidak banyak pengunjung, mungkin karena pas bukan hari libur. Kelapa muda menjadi sasaran pertama utk dinikmati, terus kok kecium bau ikan goreng.. ternyata banyak dijual ikan goreng di salah satu sisi tepi danau. Kami beli ikan kecil2 yg digoreng dan juga udang goreng, 20 ribu rupiah dapat buanyak.
Kami di sini sampai jam 5 sore, kemudian lanjut menuju Yogyakarta kembali.
Josss…. mantabs mas
LikeLike
Trimakasih masbro..
LikeLike
lah rombongan yg ke Malang piye ceritane? đŸ˜€
LikeLike
lah plat nomor blakang dipasang dibag. ada apa gerangan??? tempatny kuren” ya, jadi ngiri ngeliatny
LikeLike
Kang Paijo, Plat nomor bautnya copot satu dan hilang entah ke mana, ya terpaksa dicopot sekalian.
LikeLike
kecepatan max 80kmj dijalan bebas hambatan
itu rasa nya nikmat bangettt. . . bisa liat pemandangan kiri – kanan
LikeLike
betul sekali.., saya lebih memilih slow speed touring bisa menikmati pemandangan setiap wilayah yg kita lalui.
LikeLike
Wahh asyik dong klo touring dg santai, menikmati pemandangan betul freeess.
LikeLike
Betul sekali, memang kalau touring itu seharusnya ya santai, kalau ngebut sudah pasti gak bisa menikmati indahnya alam di sekitar kita.
LikeLike