Pengendara moge banyak yang tidak disiplin, pengendara mocil jauh lebih banyak yang tidak disiplin

wpid-2015-01-04-21.33.46.jpg.jpeg

Brothers & sisters…., ada kejanggalan di dalam masyarakat kita di dalam bersikap terhadap pengendara motor gede dan pengendara motor kecil. Kalau kita perhatikan jika ada satu pengendara moge yang melakukan pelanggaran lalu lintas, pemberitaan dan pembahasan nya luar biasa. Kemudian komentar-komentar dari pembaca juga tidak kalah seru, menyalahkan, menghakimi, menghujat si pengendara moge. Kenapa ya..??

Bagaimana jika ada pengendara motor kecil yang melakukan pelanggaran yang sama dengan si pengendara moge tadi..?? Adem ayem saja…sudah biasa itu mah.., no comment laah.. Kenapa ya..?

Kalau kita mau jujur menilai diri kita, sudah kah kita disiplin dalam berkendara? Mau itu mengendarai moge, mocil, mobil, sepeda..?? Kalau kita mau jujur menilai masyarakat kita dalam berkendara, siapa yang paling banyak melakukan pelanggaran lalu lintas ?

Kalau saya keluar dari komplek perumahan saya di BSD, tidak pakai lama, dalam hitungan menit saya bisa menemukan pengendara motor melakukan pelanggaran. Kalau saya terus menyusuri jalan-jalan saya akan menemukan puluhan orang melakukan pengendara motor melakukan pelanggaran lalu lintas. Kalau saya masuk ke jalan-jalan kecil dari BSD menuju Bintaro, sepanjang jalan yang saya lalui saya menemukan pengendara motor melakukan pelanggaran lalu lintas, dan jumlahnya banyak. Karena banyak nya dan seringnya maka pelanggaran-pelanggaran itu seakan sudah biasa dan menjadi seakan-akan bukan pelanggaran. Tapi yang biasa saya lihat melakukan pelanggaran itu adalah pengendara motor-motor kecil, ada skutik, ada bebek, ada batangan… Gak percaya..?  Ah masak gak percaya…??

Tadi pagi-pagi saya mengendarai si Jlitheng untuk sekedar menikmati udaara segar dan bertemu beberapa teman untuk riding bareng. Di jalan saya bertemu puluhan motor dikendarai oleh kebayakan anak-anak remaja, ada yg berboncengan ada yang sendirian. Tidak satupun dari mereka mengenakan helm. Mereka kabur semburat dari kerumunan mereka, ternyata ada polisi yang datang. Mengapa mereka kabur..? Karena mereka sadar mereka melakukan banyak pelanggaran dalam waktu yang bersamaan. Tetapi apakah besok mereka mau memperbaiki diri..? Saya kok ragu ya…

Lhooo.. Lha kok dengan begitu banyak nya pelanggaran masyarakat diam saja ya… kok gak ribut, rame berkomentar, kok gak pada menghujat, menghakimi..?? Kemana mereka semua..?

Seharusnya kita adil lah, memandang yang salah itu salah, yang benar itu benar. Tidak perduli yang dikendarai mau motor besar, motor kecil, mobil, sepeda, harusnya sikap kita sama.

Embuh wis..

About lexyleksono

A man from the country side of Jember - East Java, married and has one daughter. Love to travel, and to explore new things. I love motorcycles and photography. By writing in this blog, I want to share my life journey with you all (i.e. traveling, photos, motorcycle touring, etc.). I really do hope every reader will enjoy this blog. Thanks guys for visiting my blog, I hope you like it. Any comment is always welcomed. God bless you all..! Best regards, Lexy Leksono Email : lexy.leksono@yahoo.co.id or lexyleksono@gmail.com Phone : 08129668128 or 087877408314
This entry was posted in Uncategorized and tagged . Bookmark the permalink.

20 Responses to Pengendara moge banyak yang tidak disiplin, pengendara mocil jauh lebih banyak yang tidak disiplin

  1. Indomoto says:

    Om Lexy . . . orang yang naik moge dianggap memiliki status sosial yang lebih tinggi, lebih kaya dari rata-rata. Tentunya lebih berpendidikan, lebih pintar. Wajar kalau masyarakat menuntut mereka untuk lebih disiplin, memberi contoh yang baik.

    Kalau kesalahan dilakukan orang goblok, tentu dipandang sebagai sesuatu yang wajar. Orang pintar tidak boleh melakukan kesalahan yang sama dengan yang dilakukan orang goblok.

    Sebenarnya ini gak murni masalah hukum, ada masalah kecemburuan sosial juga.

    Like

  2. Joko says:

    Kalau jumlah memang banyak mocil yang tidak disiplin. Tapi kalau persentase? Dijamin, moge jauh lebih tidak disiplin. Terus kenapa masyarakat lebih nggak suka moge? Bukan karena kecemburuan sosial, tapi karena fakta, persentase moge yang tidak disiplin jauh lebih besar, padahal lebih kaya, lebih terdidik, dan lebih dekat hubungannya dgn aparat. Itu membuat ketidakdisiplinan moge tidak termaafkan.

    Like

    • gary says:

      Tidak semua orang punya moge kenal dengan aparat. Inilah sudut pandang yang salah. Membentuk opini yg salah.
      Jadi pikirannya naik mocil berarti orang tidak berpendidikan dan wajar melakukan pelanggaran? Kalo memang ini pemikiran yang tertanam di dalam pikiran berarti masyarakat kita adalah masyarakat yang berpikiran sempit.
      Apakah yg punya mocil orang miskin dan yg punya moge orang kaya? Jangan berasumsi dulu bro. Kalo anda bilang punya moge neraryi melakukan sedikit kesalahan tidak termaafkan berarti anda orang yg berpikiran sempit. Saatnya berubah. Bukan hanya tinggal di dalam suatu kotak. Tapi lihatlah di luar kotak itu.

      Like

      • Joko says:

        Aku kan bilang secara perbandingan jumlah, bukan per individu. Fakta, petinggi klub moge banyak jendral polisinya. Fakta, moge lebih mahal drpd mocil. Bisa dikatakan secara umum bahwa pemilik moge lebih kenal aparat dan lebih kaya drpd pemilik mocil.

        Bukan berarti mocil boleh melanggar aturan, tapi bobot kesalahan moge jika melanggar aturan, jelas lebih besar kesalahannya. Karena secara umum, orang yang lebih kaya, lebih berpendidikan dan lebih kenal aparat itu harusnya lebih tanggung jawab. Tapi faktanya, secara persentase, justru lebih sering melanggar aturan. Itulah sebabnya kalau moge melanggar, langsung jadi sorotan.

        Like

    • sixxer says:

      kata siapa presentasi pemoge yg nga disiplin lebih besar? anda punya data statistik nya? ada berapa total moge di jakarta? berapa banyak yg nga disiplin?

      liat di jalan bung, buka mata, jangan dengan kecemburuan sosial, berapa banyak mocil yg melanggar aturan??? jangan karena dibilang moge itu nga termaafkan.

      lalu yg bikin kesal lagi, udah mocil salah, trus kesenggol eh malah nyolot yg salah, apa masih bilang orang kayak gitu bisa dimaklumi???

      Like

    • Leopold S says:

      krn sudah ngomong persentase, ada data atau link-nya mas?

      Like

  3. mm says:

    kalau sama sama jumlahnya.yakin deh moge juga besar ketidakdisiplinnya.saya sering merasakan sendiri dijalanan. udah tau nyolong jalur masih pakai klakson sambil tangannya nyuruh minggir orang yang udah bener dijalurnya.ini fakta lo saat mereka konvoi touring.

    Like

  4. st3v4nt says:

    Sebenarnya sudah banyak yang nulis di komen tapi saya nambahin juga lah. Seandainya masyarakat kita tingkat ekonominya sudah lebih baik dan moge lebih banyak populasinya dari mocil apakah kedisiplinan itu akan meningkat? Seandainya jalan di Indonesia mulus dan lebar tidak macet apakah pemilik mobil tidak bakal ikutan ugal-ugalan? Jawabannya selalu akan kembali ke orang-orangnya. Pendapat saya salah lah kalau kita hanya membandingkan pelanggaran lalu lintas berdasarkan moda angkutannya atau kenapa golongan ini dikritik kenapa yang itu enggak. Kalau wacananya cuma supaya motor (baik kecil maupun besar) boleh masuk tol saya sih setuju-setuju saja asal infrastrukturnya (jalur khusus motor) disiapkan dengan baik. Jalan tol itu seharusnya untuk umum asal bisa mbayar dan mau ikuti aturan lalu lintas dengan baik.

    Like

  5. gilaroda2 says:

    bisa jadi indikator. bahwa negara kita belum maju, kalo semua sudah disiplin, berarti negara kita sudah maju…cmiiw… 😀

    Liked by 1 person

  6. AWAS says:

    karena naik moge dilihat seperti “naik pangkat/jabatan” dari motor biasa..
    kemudian berlakulah “semakin tinggi pangkat/jabatan, semakin besar pula tanggungjawab yang harus dipikul”

    jadi para pengendara moge itu diharapkan (dan dibuat seolah) menjadi panutan (bagi pengendara mocil)…

    begitukah pak? imho

    duh., panjang..

    Liked by 1 person

  7. lexyleksono says:

    Trimakasih untuk komentar / pendapat sahabat semua, pada dasarnya kita semua ingin menciptakan ketertiban berlalulintas, saling menghargai, saling menghormati tidak perduli apapun jenis kendaraan kita. Kita bisa memulai dari diri kita sendiri dan kemudian menularkan kepada kawan-kawan kita. Mari kita terus berusaha mentaati aturan lalu lintas yang ada di manapun kita berkendara.

    Like

  8. Leopold S says:

    mestinya semua kendaraan besar dan kecil sama2 harus taat aturan. Saya kira kombinasi antara faktor “udah bosen marah” kalau ke angkutan umum/kendaraan kecil yg ngawur dan faktor “harapan bisa bersikap lebih baik” kalau kepada moge yang menyebabkan ada perbedaan perilaku mas

    Like

  9. andhi2010 says:

    Jumlah moge dan mocil beda. klo prosentase ya lihat data saja jika ada.
    Tentu yang diharapkan DISIPLIN DI SEMUA LINI.
    Termasuk PAJAK.

    Oya kenapa Moge sering pakai senjata andalan sirbo dan kenapa suka bayer2 gas (klo ini terutama HD).

    Like

Leave a comment