Brother & sisters…, setelah santai sejenak di pantai Tanjung Pasir kami kembali ke arah pulang, namun kami mampir dulu ke tempat penangkaran buaya yang terletak tidak jauh dari pantai Tanjung Pasir. Lokasinya berdekatan juga dengan Tanjung Pasir Resort.
Tempat penangkaran buaya ini mudah ditemukan, cirinya terdapat patung buaya besar di pintu masuk nya. Ketika melihat tempat ini dari jalan saya sempat rugu-ragu, apakah tempat ini masih beroperasi atau sudah tutup. Pasalnya tempat nya tampak gersang dan tidak terawat, rumput dan semak belukar hidup bebas tanpa ada tanda-tanda penghuni nya. Tapi kami masuk saja ke dalam. Sampai di dalam terlihat deretan loket pembelian tiket masuk, tetapi itu juga sudah tidak berfungsi. Kami didatangi oelh seorang bapak dan saya langsung tanya ” pak ini masih buka gak ya..?” ” masih pak ” jawabnya.
Kami pun kemudian membayar tiket masuk 12 ribu rupiah per orang termasuk motornya. Kemudian kami diantar ke dalam lagi, motor juga dibawa masuk. Bener-bener deh ini tempat sudah tidak mencerminkan suatu tempat yang layak dikunjungi sebagai tempat tujuan wisata. Jalan masuk apa adanya, dan halamannya juga banyak belukar tak terawat. Gak apa-apa laah…kita kan mau berpetualang lihat buaya dari dekat, bukan berkunjung ke taman yang indah hehe..
Setelah parkir kami diantar oleh bapak tadi untuk berkeliling….wow…ternyata tempat nya luas. Buaya nya juga banyak sekali, kata penjaganya ada 300 ekor lebih. Ukuran buaya nya bervariasi, tetapi lebih banyak yang besar dari pada yang kecil. Yang terbesar memiliki panjang hampir 5 meter dengan bobot mencapai 500 kg, itu kata penjaga nya sambil menunjuk biaya yang memang besar banget.
Ini adalah kali pertama saya melihat langsung dari dekat begitu banyak buaya. Buaya-buaya ini memang diternak. Daging nya dijual untuk masakan khas daging buaya, kulitnya dijual untuk kerajinan. Buaya-buaya ini diberi makan ayam mati yang didapat dari peternakan ayam. Satu hari bisa satu truk ayam mati diberikan kepada buaya-buaya itu secara bergiliran. Tiap kandang mendapat jatah setiap 3 hari sekali.
Setelah puas lihat-lihat buaya, kami melanjutkan perjalanan arah pulang. Namun sebelumnya kami mampir dulu untuk makan siang di warung Sunda ibu Hj. Cijantung yang di jl. Daan Mogot.
Masakan Sunda yang terkenal enak ini memang pas untuk mengisi perut yang lagi lapar. Restoran ini terletak di ujung jalan Daan Mogot, gampang dijangkau dengan kendaraan mobil maupun motor. Tempat parkir luas dan saung-saung nya juga banyak, bisa menampung banyak pengunjung.
Ngeri amat 300 ekor
http://macantua.com/2015/09/14/unboxing-asus-fonepad-8-fe380cg/
LikeLike
Jos iku
LikeLike
Disana bisa makan daging buaya kah?
LikeLike
Ada sate daging buaya, seporsi nya 40 ribu rupiah.. tapi kami gak nyobain.
LikeLike
kirain makannya lauk buaya jg..
LikeLike
Temennya ada yg gak bisa makan daging buaya, jd ya makan ayam aja hehe..
LikeLiked by 1 person
manteep…..om 🙂
LikeLike