Me and Triumph Bonneville T100

Brothers & sisters…., motor model klasik selalu menarik bagi saya, terlepas itu bener-bener motor keluaran jaman dahulu atau baru keluar dari pabrik sekarang, bagi saya mereka selalu menawan. Beruntung saya ada seorang kawan yang baru saja meminang Triumph Bonneville T100 yang masih brand new. Motor ini dari dulu model nya ya begitu, klasik banget. Tetapi sekalipun model jadul, motor ini sebenarnya modern dan dibangun untuk memenuhi kebutuhan modern. Jangan pandang model nya yang klasik motor ini bisa lari kenceng juga.

Dengan mesin 865 cc parallel twin, motor ini tenaga dan torsi nya cukup besar. Tenaga nnya mencapai 66hp pada 7500rpm dan torsi mencapai 67.8  pada 5800 rpm. Yup, torsi puncaknya bisa cepat didapatkan di 5800 rpm, ini tentu nya mampu membangkitkan adrenalin si pengendara. Dengan tenaga dan torsi seperti itu motor ini enak dibawa untuk ke mana saja, turing melintasi jalan lembah dan bukit tidak masalah.

Si Kanijo berdampingan dengan si Bonnie.

Dari pengalaman saya menggunakan Ninja 650 dan juga Vulcan S 650 yang memiliki tenaga dan torsi mirip-mirip segitu, saya tidak pernah ragu untuk mendahului kendaraan besar yang lebih lambat. Ketika gas dipelintir motor akan segera bereaksi melaju cepat.

Istimewa nya Triumph Bonneville ini adalah kenyamanan riding motor klasik, jok rendah, stang tinggi membuat posisi duduk tegak. Si pengendara tidak cepat lelah dengan posisi riding seperti itu. Posisi riding nya mirip-mirip dengan si Jlitheng (Estrella saya). Satu hal yang saya tidak suka dari motor ini adalah harga nya. Seperti hal nya motor-motor Eropa lain nya, harga si Bonnie tidak bisa dibilang murah. Apalagi jika dibandingkan dengan saingannya dari negara Sakura si W800, si Bonnie bandrol nya jauh di atas nya. Tapi.., ini adalah motor hobby dan kalau sudah masuk ke hobby, harga bukan lah hambatan.

Saya baru sempat nyoba sebentar, moga ada kesempatan untuk mencoba agak lama supaya lebih mengenal nya lebih baik.