Menikmati riding dengan Estralla 250 ke pantai Tanjung Pakis, Karawang

Brothers & sisters…., hari Sabtu 6 Mei 2017 yang lalu saya berkesempatan untuk riding bareng kawan-kawan kantor ke Tanjung Pakis, daerah Karawang Utara. Karena kawan-kawan kantor umumnya menggunakan motor di bawah 250cc, saya memutuskan untuk menggunakan si Jlitheng. Ini juga kesempatan saya untuk merasakan jok tunggal karya kang Dedi Irawan untuk menempuh jarak lebih dari 100 km dengan bermacam kondisi jalan.

Titik kumpul di pom bensin dekat Total Buah segar di Kalimalang jam 6:30 dan akan berangkat bareng jam 7:00. Saya berangkat dari rumah di BSD jam 5:30 harapan saya 1 jam sudah tiba di tikum. Syukur lah jalannya lancar, tidak ada halangan apapun di jalan kecuali saya kelewat waktu harusnya belok kiri di Cawang, saya keterusan. Jadi terpaksa cari putaran. Tiba di tempat sudah jam 6:40, jadi kelewat 10 menit dari yang saya perkirakan. Kawan-kawan semua sudah berkumpul, rupanya saya yang paling terakhir tiba. Setelah isi tangki si Jlitheng dengan pertamax sampai full tank, jam 7:00 tepat kita berangkat, tentunya didahului dengan briefing dan doa.

Wajib selfie sebelum berangkat

Jalan Kalimalang sudah mulai padat, apalagi menjelang Bekasi tambah padat aja jalanan. Kami mengambil arah Summarecon, jalanan lebar dan mulus banget. Ini pertama kalinya saya riding melewati flyover Summarecon. Keluar dari Summarecon kami berhenti dulu di warung bubur ayam. Rata-rata kami belum sarapan, bubur ayam ini tentunya akan membuat kita kuat riding sampai ke pantai Tanjung Pakis.

Usai sarapan bubur ayam

Setelah kenyang semua, kami melanjutkan perjalanan. Beberapa kilometer jalannya banyak yang rusak dan lumayan ramai. Tetapi setelah itu jalannya lumayan bagus dan sepi. Ketika kami berhenti karena bingung mencari arah, ada seorang pengendara CBR yang baik hati. Kebetulan dia sedang riding ke arah sana dan dia sudah sangat hafal jalan ke sana. Dia bersedia jadi penunjuk jalan, jadi kita tinggal mengekor aja.

Rupanya perjalanan lumayan jauh juga, jok tunggal si Jlitheng lumayan nyaman. Ketika kaki dan pantat sudah mulai terasa gak enak saya berdiri saja. Beruntung saya sudah meninggikan stang si Jlitheng dengan memasang stang riser Coriaz dan mengatur kemiringannya sehingga untuk riding sambil berdiri pas banget untuk saya. Bisa berdiri tegak dan tangan tetap memegang stang dengan santai.

Foto dulu di pinggir kali

Sekitar jam 10 pagi kita sudah tiba di tempat penyeberangan dengan perahu. Terima kasih untuk masbro pengendara CBR yang mengantar kita sampai di sini. Motor satu-persatu naik ke perahu dan kita menyeberangi sungai Citarum yang saat itu cukup tinggi airnya. Semua selamat sampai di seberang dan kita melanjutkan perjalanan ke pantai Tanjung Pakis.

Di atas perahu penyeberangan

Jalanan yang sudah dibeton ternyata tidak sampai ke pantai, menjelang pantai kita harus melewati jalanan tanah yang tentu saja kondisinya tidak rata. Untungnya jalannya kering, kalau basah bisa main lumpur kita. Hmmm…. ini tadi harusnya saya pakai motor onta nya.. tapi oke laah kesempatan untuk nyobain si Jlitheng offroad. Kesempatan juga untuk riding sambil berdiri pelan-pelan tapi…jalannya bergelombang gak beraturan. Kasihan yang pakai Vespa pasti gasruk-gasruk tuh bawahnya. Bagi si Jlitheng ternyata enak aja untuk melewati jalanan seperti ini. Suspensi si Jlitheng sangat mumpuni, riding sambil duduk juga oke-oke aja.

Si Jlitheng yang ganteng

Pada akhirnya setelah offroad beberapa km kita sampai juga di pantai Tanjung Pakis. Langsung mencari tempat yang nyaman untuk istirahat menikmati minuman dan makan ikan bakar. Kita pilih warung mas Deni yang tempat nya terlihat bersih dan nyaman.

Pantai Tanjung Pakis ini membentang cukup panjang, pasirnya hitam dan sangat lembut. Air laut di pantai terlihat butek kecoklatan karena memang bercampur dengan pasir lembut. Sayang nya pantai ini kotor dan tidak terawat dengan baik. Pemandangan pantai jadinya juga kurang menarik. Kita lebih banyak duduk2 dan tiduran di warung dari pada pergi ke pantai nya. Ngobrol sambil menikmati minuman dan menunggu ikan bakar siap untuk disantap.

Setelah makan siang dengan menu ikan bakar dan tumis kangkung, kami bergegas untuk kembali. Tapi sebelumnya sholat dulu untuk kawan-kawan yang muslim. Sekitar jam 13:30 kami meninggalkan pantai ini untuk kembali ke Jakarta.

Perjalanan pulang relatif lancar kecuali di sebagian jalan Kalimalang yang aduhai macetnya sungguh luar biasa. Puji Tuhan saya tiba di rumah sekitar jam 18:00 setelah riding diiringi hujan sejak dari jalan Tendean hingga BSD. Berapa jauh saya menunggang si Jlitheng hari ini ? Intip trip meter menunjukkan angka 233.1 km.

masih ada bekas air hujan.. 233.1 km lumayan laah.

 

 

About lexyleksono

A man from the country side of Jember - East Java, married and has one daughter. Love to travel, and to explore new things. I love motorcycles and photography. By writing in this blog, I want to share my life journey with you all (i.e. traveling, photos, motorcycle touring, etc.). I really do hope every reader will enjoy this blog. Thanks guys for visiting my blog, I hope you like it. Any comment is always welcomed. God bless you all..! Best regards, Lexy Leksono Email : lexy.leksono@yahoo.co.id or lexyleksono@gmail.com Phone : 08129668128 or 087877408314
This entry was posted in Beach, Kawasaki Estrella, Motor retro klasik, motorcycle touring, Pantai and tagged , , , . Bookmark the permalink.

10 Responses to Menikmati riding dengan Estralla 250 ke pantai Tanjung Pakis, Karawang

  1. oklik says:

    Mantep FR nya om Lexy..
    Ceritanya mengalir, tp jd gagal fokus setelah bahas ikan bakar.. pake difoto pula #ehh

    Btw seru jg ya meski jalan jauh kalo bareng2 bisa dinikmati dan enjoy betul liatnya..
    Very nice FR om Lexy

    Salam dari wong Jember

    Like

  2. smartfaiz says:

    Klo mancing ke pakis biasa temen2 ngumpul di harapan indah… sedikit beda dengan rute saya… karena lewat jembatan nyebrang sungainya. Jalur offroadnya ngeri pake ertiga beberapa kali gasruk… pake Nmax pas jalan ofroadnya agak basah selap selip ga dapet grip

    Liked by 1 person

    • lexyleksono says:

      Iya mas, kalau mobil pendek pasti rawan gasruk pas lewat jalan offroad itu. Beruntung kemarin itu pas kering, kalau basah pasti juga kerepotan kita.
      Pulang nya kami lewat jembatan nyebrangnya. Jalannya lebih bagus daripada pas brangkatnya.

      Like

  3. MV Gusty says:

    Wow, diriku terasa ikut berpartisipasi dalam suasana yang penuh keharmonisan dan brotherhood yang tinggi. . .
    Di tunggu naskah touring yang lain mas. . .

    Like

  4. hatta says:

    agak gersang ya om .. tapi gpp pengalaman yang menarik, setidaknya kalau ada yg tanya tanjung pakis karawang, om lex sudah tau ya hehe ..

    Liked by 1 person

  5. Tomcat says:

    Mantafh jiwa..Jliteng kalo lawan royal Enfield redditch keren mana om..secara harga mirip mirip

    Like

Leave a comment