Brothers & sisters…., sebagai bagian dari perencanaan masa depan, saya berpikir ada baiknya apabila saya memulai belajar merintis usaha di bidang yang saya sukai. Salah satu kesukaan saya adalah memelihara hewan, mungkin karena waktu kecil saya akrab dengan hewan peliharaan hingga sekarang saya menyukai memelihara hewan. Berkaitan dengan usaha dan kesukaan ini, saya beberapa bulan ini sudah memulai merintis untuk memelihara sapi. Untuk usaha ini saya memilih desa kelahiran saya sebagai tempat usaha pembesaran dan penggemukan sapi.
Kenapa pilih desa kelahiran? Karena saya tahu potensi desa saya, banyak hijauan sebagai pakan sapi tersedia di alam. Pakan alternatif seperti dedak dan ampas tahu juga banyak tersedia. Kemudian saya juga mengenal baik orang-orang di kampung, banyak saudara dan teman masa kecil di sana. Alasan lain saya ingin juga berbagi keuntungan dengan orang-orang yang mau bekerja sama dengan sistim gaduh / bagi hasil. Lumayan bisa melibatkan beberapa orang untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Secara langsung juga membuka peluang pekerjaan walau tidak banyak.
Untuk tahap pertama saya tidak memelihara banyak dulu, target tahun ini 10 ekor dulu sebagai pilot project atau masa pembelajaran. Puji Tuhan saat ini sudah ada 8 ekor dipelihara oleh 5 orang yang berbeda. Dari 5 orang ini masing-masing memiliki cara berbeda dalam memelihara sapi. Setelah 6 bulan akan kita lihat yang mana yang terbaik. Target pemeliharaan adalah 5 – 6 bulan.
Sapi bakalan yang saya pilih adalah sapi jantan jenis peranakan Limousin dan peranakan Simental. Kedua jenis sapi ini memiliki perawakan tubuh besar dan pertumbuhan yang relatif cepat. Karena tubuhnya yang besar tentunya juga menghasilkan daging / karsas yang banyak. Harga bakalan memang relatif mahal, bervariasi tergantung besar nya.
Target tahun depan saya ingin membangun kandang permanen kapasitas 15 – 20 ekor. Sehingga sebagian besar sapi akan bisa dipelihara di satu tempat dengan tetap membuka kesempatan bagi tetangga yang mau memelihara terpisah.
Naah, dengan usaha ini maka kesenangan saya untuk memiliki hewan peliharaan terpenuhi. Terlebih menyenangkan apabila usaha ini bisa berkembang membawa berkah bagi tetangga dan saudara di desa. Dengan cara ini juga saya ingin ikut berkontribusi membantu membuka peluang pekerjaan di desa sekaligus membantu pengadaan daging sapi lokal. Masio gak akeh sing penting wis melu cawe-cawe (biarpun gak banyak yang penting ikut berkontribusi). Semoga Tuhan memberkati. Amin.
Amin Om, mantab tabungan masa depan tuh…
LikeLiked by 1 person
Terimakasih utk dukungannya. Semoga berhasil dan berkembang.
LikeLike
Sip Mas Lexy
jadi inget sahabat lama saya mempunyai usaha pembesaran sapi…
Dia punya sawah yg khusus ditanami rumput untuk pakan sapi (tipe limousine & brahma)
kotoran sapi nya sebagian dikomposkan untuk pupuk kebun buahnya
sebagian lagi dibuat biogas
dan hasilnya adalah sukses tanpa jadi orang kantoran
tiap hari kerjaannya cuma ngawasin karyawannya ngurusin sawah, kebun dan sapi
LikeLike
Terima kasih untuk sharing nya, menambah semangat saya utk terus maju.
LikeLike
Edukatif, inspiratif & informatif mas, di Papua 1 ekor sapi bisa dapat Si Kanijo bahkeun yg sapi warna putih bisa dapat chevy 1 mas. . .
LikeLike
Waduuh mahal banget sapi di Papua ya? Mungkin karena biaya pengiriman yg mahal.
LikeLike
Sepertinya pilihan yg tepat Om Lexy.
Sekarang aja ada teman saya yg domisili di tanjung pinang coba merintis penggemukan sapi di jember.
LikeLike
Waah mantap, kalau melihat kondisi tanah air yg masih kekurangan daging sapi, usaha ini mestinya punya prospek yg bagus. Itung2 membantu penyediaan daging sapi.
LikeLike
buat diferensiasi pasar, cobain juga om market buat hewan kurban, harga bisa lebih lumayan dibanding buat dijual pedaging biasa…
LikeLiked by 1 person
Mungkin tahun depan baru bisa lakukan perencanaan yg lbh baik. Termasuk target utk penyediaan sapi kurban. Terima kasih ya utk masukannya.
LikeLike