Mengisi liburan Idul Fitri saya dan istri memilih untuk touring motor berdua aja. Ada dua opsi touring kali ini, mau ke Pantai atau ke gunung. Dengan pertimbangan-pertimbangan ini dan itu akhirnya saya putuskan untuk ke gunung, mencari tempat yang tenang dan adem. Kalau ke gunung yang dekat ya ke arah Puncak, Sukabumi, atau gunung Salak. Arah Puncak & Sukabumi di musim liburan pasti padat. Jadi pilihan mengerucut ke daerah gunung Salak, tepatnya ke Taman Nasional Halimun gunung Bunder.

Memasuki Taman Nasional, spot keren untuk foto-foto.
Sebelum ke kawasan gunung Bunder, kami mampir dulu ke Pura Hindu di daerah dekat curug Nangka. Penginnya bias foto-foto di sana, ternyata tempatnya sedang ditutup untuk pengunjung, kecuali bagi yang akan sembahyang. Terpaksa hanya foto di pinggir jalan dan kemudian lanjut naik ke arah tebing di atas kawasan Pura.

Sudah mirip di pulau Bali ya..
Melewati Pura ini ada jalan yang lumayan menanjak cukup ekstrim, harus berhati-hati jika kerkendara ke sana. Gara-gara pengin nyari spot yang bagus, saya sempat mengendorkan gas pas di tanjakan curam, akibatnya mesin mati. Lha mau nanjak lagi susah, terpaksa istri turun dulu dari boncengan baru si Vera lincah naik hehe.. Ada tempat ngopi-ngopi di atas dengan pemandangan ke bawah yang cukup bagus. Kami mampir ke sana untuk foto-foto. Mau ngopi ternyata yang jualan masih lebaran.
Dari sini kami langsung kembali ke arah jalan utama dan menuju ke arah gunung Bunder. Karena waktu sudah siang, kami putuskan untuk check in di penginapan di Centhini Resort yang gerbangnya persis sebelum gerbang masuk Taman Nasional Halimun Salak. Kami taruh barang-barang bawaan, jaket dll di kamar, kemudian riding ke gunung Bunder dengan lebih santai.
Masuk lebih dalam ke wilayah gunung Bunder terdapat hutan pinus yang banyak digunakan oleh pengunjung untuk berfoto-foto. Tempatnya memang lumayan eksotis cocok untuk mengabadikan gambar lewat jepretan kamera.

Si Vera berpose di papan “Welcom to Taman Vinus”
Lanjut ke ke dalam lagi kami menuju salah satu curug yang ada di kawasan gunung Bunder. Ada beberapa curug di kawasan ini, namun kami hanya pergi ke satu curug saja yang terdekat. Cuaca sedang kurang bersahabat, mendung hitam mulai menghiasi langit di atas gunung, kami tdk ingin kehujanan di sini.
Dari sini kami kembali ke Centhini Resort, perut kami sudah mulai berontak perlu segera diisi. Karena masih suasana lebaran, penjual makanan di kawasan gunung Bunder masih terbatas. Yang dijual juga paling gorengan, mie instan, pop mie, yang begitu-begitu lah. Rintik hujan pun mulai turun, jadi kami langsung gaass menuju resort tempat kami menginap.

Lorong masuk Resort Centhini cukup keren untuk dijadikan tempat berfoto.
Centhini resort memiliki vila-vila yang semuanya menghadap ke danau kecil. Di danau ini terdapat banyak sekali ikan-ikan Koi. Pengunjung dapat bersantai di teras sambil menikmati pemandangan danau. Kondisi vila bersih dan nyaman.
Bagi yang ingin bermain perahu, tersedia beberapa perahu yang dapat digunakan pengunjung dengan bebas. Naik perahu sambil memberi makan ikan atau sekedar foto-foto tentu mengasyikkan.
Ada juga taman yang cukup luas di sekitar vila untuk pengunjung berjalan-jalan menikmati sejuk dan segarnya udara pegunungan.
Di siang hari suhu udara di tempat ini sejuk nyaman, tetapi ketika malam tiba suhu udara lumayan dingin. Selimut yang disediakan rasanya kurang tebal, kami harus meringkuk-ringkuk kedinginan.
Satu hal yang kurang dari resort ini adalah lemah nya sinyal telepon seluler dan resort juga tidak menyediakan wifi, jadi ya begitulah lumayan mati gaya di medsos karena sinyal dating dan pergi tidak jelas.
Keren pemandangan resortnya …
Om Centhini resort perlu reservasi dahulu atau tidak pas libur lebaran gitu?
LikeLike
Reservasi dulu, karena musim liburan penuh jg semua vilanya.
LikeLike
Pingback: Short touring ke Kampoeng Bamboe | lexyleksono