Brothers & sisters…., continuing my story in my previous article here and this one…, kami menginap semalam di sebuah hotel di Singgigi. Pagi-pagi setelah sarapan kami langsung bergegas mempersiapkan motor masing-masing untuk berangkat melanjutkan perjalanan.

Si Jlitheng di Senggigi, Lombok. Siap berangkat menuju pelabuhan Lembar
Kami harus segera menuju pelabuhan Lembar untuk menumpang Ferry menuju ke Padang Bai, Bali. Pelabuhan Lembar terletak sekitar 1 jam perjalanan santai dari Senggigi. Hari ini hari kerja sehingga jalanan dalam kota lumayan ramai dengan orang-orang berangkat kerja atau ke sekolah. Tetapi beberapa kilometer menjelang pelabuhan ada jalan besar lurus dan mulus. Selama touring beberapa hari ini baru kali ini ada kesempatan untuk sedikit menggeber si Jlitheng. Oper ke gigi tertinggi (5) dan gas poll, suara knalpot teriak keras, si Jlitheng melesat kencang (dramatisnya kira-kira seperti itu, aslinya gak kenceng-kenceng amat hehe..)
Kami tiba di pelabuhan Lembar lebih cepat, Ferry sudah tersedia tetapi kami masih harus menuggu sebentar sebelum bisa masuk. Kapal Ferry dijadwalkan berangkat jam 9 pagi jadi kita masih bisa santai-santai. Perjalanan kapal akan memakan waktu sekitar 5 jam, di dalam kapal hanya ada popmie, biskuit, kripik pisang dan minuman. Jadi sebelum naik kapal sebaiknya siapkan bekal.

Pemandangan di pelabuhan Lembar, pulau Lombok

Berfoto di dek atas kapal ferry
Puji syukur perjalanan lancar dan sekitar jam 3 sore kami sudah tiba di Padang Bai, Bali. Dari pelabuhan Padang Bai kami langsung bergegas riding menuju Gilimanuk dengan menyusuri pantai utara pulau Bali. Jalanan di Bali utara semuanya bagus, rata-rata lancar kecuali ketika memasuki kota Singaraja lalulintas lumayan rame.

Padang Bai dari kejauhan
Kami sepakat untuk makan sore, tepatnya makan siang yang tertunda, di daerah Lovina. Pusat kuliner Krisna yang menjadi pilihan kami. Tempatnya sangat luas cocok untuk bersantai setelah berkendara.

Foto dulu di Krisna kuliner, Lovina Bali.
Kami beristirahat cukup lama di sini. Ketika hari sudah gelap kami kembali melanjutkan perjalanan. Dari sini menuju Gilimanuk jalanan kebanyakan lurus dan kondisinya bagus dan sepi kendaraan, jadi walaupun malam hari kami masih bisa melaju dengan nyaman. Walau demikian tetaplah kita harus selalu waspada, di jalan kita tetap mengutamakan keselamatan.
Setelah berkendara sekitar satu jam lebih kami tiba di pelabuhan Gilimanauk. Rasanya lega banget, ini penyebrangan terakhir untuk tiba kembali di pulau Jawa. Kita semua releks, sebentar lagi sampai di Banyuwangi dan bisa beristirahat dengan nyaman. Malam ini adalah malam terakhir touring kita, besok pagi kami berpisah menuju ke rumah masing2.
Terimakasih pengurus EOI, kang Dedy Reksawardana, kang Imam, kang Nando, kang Iyom, kang Hengly dan akangs lainnya. It has been a very wonderful and memorable motorcycle touring. Bravo EOI..!!
Mantap om ceritanya….saya sendiri tau karakter estrella,….pernah pinjem untuk manasin saja dan turdek…ternyata mesinnya walaupun 250cc tapi karakternya beda…lemes tepatnya. Krn ada megapro di rumah. Sptnya lebih bertenaga megapro…tapi build qualitynya top…dan ada tulisan made in japan. Menurut saya kerennyanya disitu….sy sendiri pengendara versys 650…salam.
LikeLike
Iya, Estrella memang lemot, untuk santai2 oke banget dan sangat kuat / bandel gak pernah rewel. Kalo kita biasa naik kawak 650 ya terasa beda banget karakternya.
LikeLike