Brothers & sisters…., saya sering melihat foto-foto galaksi Bima Sakti atau Milkyway (bahasa Inggris nya), hasil jepretan para ahli astrofotografi. Foto-foto itu pada umumnya terlihat sangat keren. Sering juga baca-baca bagaimana bisa mendapatkan foto-foto bintang seperti itu. Bagi saya yang baru menyukai fotografi tentu pengin bisa mendapatkan foto-foto bintang, kalaupun tidak sebagus hasil jepretan para astrofotografer handal, setidaknya bisa mendapatkan dulu foto sang Bima Sakti.
Untuk mendapatkan foto galaksi Bima Sakti yang bagus tentunya pertama kita harus tahu di mana posisi sang galaksi di langit malam yang maha luas itu. Yang kedua tidak boleh ada polusi cahaya, cahaya bulan, cahaya lampu, harus dihindari. Artinya harus pada saat malam yang gelap dan di tempat yang tidak terkontaminasi cahaya lampu. Yang ketiga punya peralatan fotografinya tentunya, kamera yang bisa diatur shutter release, ISO dan apperture nya secara manual. Plus tripod yang akan kita pakai untuk menaruh kamera kita.
Sudah lama saya merindukan moment yang pas, tiap kali pulang kampung berharap dapat kesempatan ini. Tetapi tiap kali selalu ada kendala, pas terang bulan lah, langit mendung lah, dll. Tetapi minggu lalu saya mendapatkan kesempatan itu. Dari sofware yang saya download di android saya, saya tahu sang galaksi Bima Sakti akan terlihat mulai sore hari. Kemungkinan cuaca juga sangat mendukung, dari siang langit terlihat bersih dari awan.
Dari sore saya sudah persiapkan peralatan, dan saya minta bantuan adik saya untuk menemani. Karena saya akan motret dari persawahan yang gelap, bagusnya ada teman yang membantu dengan lampu senter saat kita mengatur setting kamera. Bisa saja sendiri, tetapi mungkin akan agak kerepotan. Saat mulai gelap ternyata langit yang tadi siang bersih saat itu dipenuhi awan putih. Duuh… kok ya tega banget itu awan. Tetapi kami tetap pergi dengan berjalan kaki, karena memang tidak jauh rumah kami dari persawahan. Setelah menunggu sejenak sang alam mulai berbaik hati, awan-wan itu mulai menyingkir dari gugusan bintang yang saya incar. Mulai lah saya setting kamera dan jeprat-jepret.
Untuk memotret bintang setting kamera yang saya pakai adalah lensa yang paling lebar, saya punya 17mm, ISO 1600, apperture yg paling rendah lensa saya f/2.8, dan sutter speed 25 detik. Saya berharap punya lensa yang lebih lebar, tetapi 17mm OK laah. Monggo dicoba dengan settingan tersebut. Jika lensa nya terbatas, misalnya hanya ada lensa kit, ya dicoba dulu dengan apperture paling rendah f/3.5 misalnya, ISO bisa dicoba di 1600, atau 3200, atau 800 test saja dulu mana yang hasilnya lebih baik. Sutter speed sepertinya 25 detik pas untuk saya. Sudah coba dengan 30 detik hasil nya bintangnya sudah bergerak seperti garis kecil.
pengen juga lensa wide…
asik kalau malem malem nonton bimasakti Om…
LikeLike
Lensa saya paling lebar ya cuma 17mm, pengin yg lebih lebar lagi. Hanya saja bimasakti susah terlihat di Jakarta dan sekitarnya.
LikeLike
banyak polusi cahaya Om… hahaha…
LikeLike
duuuhhh ππππ
ngene kie gawe hape sing larang iso po ra yo?? hehehehe
LikeLike
Jarene nganggo Iphone iso. Mestine HP sing kamerane iso disetting manual yo iso. Aku gak duwe hp larang ππ
LikeLiked by 1 person
nganu om…. ta eroh konco ndek fb ngeshoot foto gawe realme karo hape android sing larang2 iku….
nek iphone jelas seri 6 punjul biasane ono setingan manuale. Lhaaa…. podo om, hapeku android lawas nek ngeblog jik gawe opmin sik hehehehe
LikeLiked by 1 person