Melanjutkan artikel wisata ke pulau Sumba yang sudah saya tulis di beberapa artikel (silahkan di-klik) ini, ini dan ini, sekarang kami melanjutkan perjalanan wisata ke desa atau perkampungan tradisional Prai Ijing.

Desa Prai Ijing atau sering diucapkan Praijing atau Prejing terletak tidak jauh dari kota Waikabubak di Sumba Barat. Tidak seperti wilayah pulau Sumba lainnya, wilayah ini termasuk wilayah yang subur dengan banyak vegetasi hijau, banyak buah-buahan dan sayuran. Desa tradisional Prai Ijing sendiri terletak di ketinggian. Untuk memasuki desa ini, seperti tempat-tempat wisata pada umumnya, kita harus membayar. Kita juga tidak diperkenankan membawa kendaraan kita sampai ke perkampungan nya. Tapi jangan kuatir, telah disediakan tempat memarkir kendaraan yang aman sebelum memasuki kawasan desa wisata. Kita harus berjalan mendaki beberapa puluh meter untuk melihat dari dekat perkampungan tradisional Prai Ijing.

Loket untuk tiket masuk, tersedia tempat cuci dan toilet kecil di sini. Ini foto saat sedang direnovasi

Saat memasuki kawasan perkampungan wisata ini kita bisa menemukan banyak makam-makam khas daerah sini. Seperti di daerah-daerah lain di pulau Sumba, makam masyarakat di sini terbuat dari batu atau beton berbentuk kotak persegi empat. Kalau kita perhatikan makam-makam ini sudah berusia ratusan tahun. Berarti perkampungan ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.

Perkampungan Prai Ijing, ada makam di tengah-tengah

Bagaimana bentuk rumah-rumah di sini? Berbeda dengan rumah-rumah di perkampungan Ratenggaro, rumah-rumah di perkampungan Prai Ijing ini memiliki menara / atap yang lebih pendek. Tetapi bentuk konstruksi rumah nya mirip-mirip. Kalau perkampungan Ratenggaro terletak di pinggiran pantai, perkampungan Prai Ijing ini terletak di perbukitan dengan hutan yang cukup lebat di sekitarnya. Sebenarnya ada juga beberapa kelompok-kelompok rumah-rumah tradisional di sekitar perkampungan ini, tetapi dengan jumlah rumah yang lebih sedikit. Perkampungan Prai Ijing ini lah yang paling banyak rumah-rumah nya dan juga mudah dijangkau wisatawan.

Rumah-rumah di perkampungan Prai Ijing memiliki menara / atap yang menjulang, tetapi tidak setinggi di desa Ratenggaro

Kita bebas berfoto-foto di perkampungan ini, walau demikian kita tetap harus pandai-pandai membawa diri, menghormati budaya masyarakat setempat dan berlaku sopan. Kalau misalnya ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan ya jangan dilakukan.

Berfoto dari ketinggian dengan latar belakang rumah-rumah tradisional Prai Ijing

Pada saat kami berjunjung cuaca sedang sangat panas, dianjurkan untuk membawa air minum sendiri supaya tidak kehausan saat berada di sini. Di tempat ini juga tidak ada yang menjual makanan / warung makan, jadi kalau berkunjung pas jam makan sebaiknya membawa bekal makanan atau tahan sampai masuk kota Waikabubak baru mencari warung makan.

Bagi bro & sist yang berwisata ke pulau Sumba, jangan lewatkan untuk mengunjungi desa Prai Ijing ini. Suatu perkampungan yang unik yang tidak akan kita jumpai di tempat lain.